Prosa : Menuju Senja

Kita adalah sekat bagi malam dan siang, kita adalah negasi dari hitam dan putih, kita adalah hujan dari awan hitam dan cerah hari.


Tiada temu antara dua hati yang sama memendam yang sama mendendam. Bagi Semesta kita adalah cerita yang dipaksakan berakhir bahagia, siapa yang memaksakan, ialah kita sendiri, yang sebenarnya tak punya kuasa atas itu.


Lagi-lagi semesta adalah pemberi restu dari segala harapan, semesta pula penentu dari semua niatan.


Aku melepasmu tetapi tidak merelakan, dendamku semakin mendalam seperti rasa yang semakin memendam.


Perihal pergimu, jangan tanyakan apa yang disisakannya, karena kau pasti tahu, ialah tangis dari seorang lelaki di penghujung hari, kala waktu menjemput senja.


Pergilah, mungkin semesta mengharamkan aku dan kamu menjadi kita.


ANWAR.

Posting Komentar

0 Komentar